Sabtu, 29 Oktober 2016

Mini Paper Tes DAP (Draw A Person)



Mini Paper Tes DAP

A.      Konsep Dasar
Tes Menggambar Orang (Tes DAP = Tes Draw A Person/ Tes DAM = Tes Draw A Man) pertama kali dikembangkan oleh Florence Goodenough pada tahun 1926. Sekarang tes ini lebih dikenal dengan istilah “Goodenough Draw a Man Test”. Tetapi Dr. Dale B. Harris menyempurnakan dan mengembangkan tes ini pada tahun 1963 yang kemudian diberi nama “Goodenough-Harris Drawing Test”. dan akhirnya tes ini dikenal dengan istilah DAP (Draw A Person Test). Harris membuat revisi DAM Test dengan menambahkan dua form baru (testee bukan hanya diminta untuk menggambar seorang laki-laki, tetapi juga seorang wanita, dan gambar dirinya sendiri, sistem skoring yang lebih detail, dan standarisasi yang lebih luas.
Di Indonesia, tes ini banyak digunakan untuk perekrutan pegawai swasta, pegawai pemerintah, dan lembaga lainnya. Dalam pengerjaan tes ini, bisa dilakukan secara kelompok atau individual. Tes kelompok biasanya digunakan dalam perekrerutan pegawai yang berjumlah banyak (misalnya perekrutan pegawai PNS), sementara, tes individual digunakan untuk perekrutan pegawai dengan kualifikasi tertentu dan kuantitas sangat terbatas. Jika untuk tes ini diselenggarakan secara individual akan diminta untuk menggambar tiga orang pada tiga lembar terpisah yaitu gambar laki-laki, gambar perempuan dan gambar Anda sendiri. Tapi, jika dites dalam sebuah kelompok, hanya akan diminta untuk menggambar satu orang. Yang diberikan pengawas biasanya berkisar antara 10 sampai 15 menit. Tujuan Dalam Tes DAP ini diantaranya untuk melihat kemampuan, karakter dan kepribadian seseorang dinilai dari gambar yang dibuatnya. DAP berfungsi sebagai alat pembantu untuk memahami stuktur kepribadian dan hal-hal bersifat fisik, tidak dapat memprediksi apa yang mungkin akan terjadi secara tepat apabila semua data yang terlibat dengan subyek tidak diprediksi dan di kontrol.

B.       Validitas dan Realibilitas
Reliabilitas test-retest DAP berdasarkan skoring kuantitatif dengan menggunakan panduan DAP yang dibuat oleh Harris (1963) didapatkan reliabilitas isi yang sedang (Median r = 0.74). Sedangkan reliabilitas interrater jauh lebih baik, yaitu median 0.90 untuk gambar laki-laki dan 0.94 untuk gambar wanita.
Cassel, Johnson, dan Burns, 1958, dengan membuat kriteria skoring DAP awalnya memiliki reliabilitas 0,33, kemudian dilakukan kriteria skoring lagi, hasil menjadi 0,77. Faktor yang mempengaruhi kesulitan untuk mengukur validitas dan reliabilitas adalah prosedur skoring dalam tes menggambar kurang obyektif dan variasi gambar. Sehingga sulit untuk melakukan tes kembali (retest).

C.      Cara pengerjaan
-          Material Tes:
1.      Kertas HVS Folio/A4
2.      Pensil HB
3.      Meja yang permukaannya rata
4.      Penerangan yang cukup
-          Waktu tidak ditentukan, kecuali tes secara kelompok biasa diberikan waktu 10-15 menit
-          Instruksi tes:
1)   Testee telah diberikan satu lembar kertas kosong
2)   Tuliskan di kiri atas: nama, nomor, jenis kelamin, usia, dan tanggal tes hari ini
3)   Setelah selesai baiklah kertas tersebut sehingga testee menghadapi halaman yang sepenuhnya kosong. Halaman itu menjadi milik testee
4)   Tugas testee adalah MENGGAMBAR ORANG dalam kehidupan sehari-hari
5)   Namun yang tidak boleh digambar adalah
-          Foto
-          Wayang
-          Karikatur
-          Rekan sesama peserta tes
-          Tester
6)      Testee hanya diperkenankan menggunakan pensil yang telah dibagikan. Testee tidak diperkenankan menggunakan alat bantu lainnya seperti: alas, penghapus, penggaris,dll.
7)      Setelah menggambar tuliskan siapa/ profesi orang yang digambar, usia, jenis kelamin dan aktivitas yang sedang dilakukan. Apa cita-cita / keinginan yang terpendam dari orang tersebut. Uraikan kelebihan-kelebihan & kelemahan-kelemahan pribadi orang tersebut

D.      Skoring dan Interpretasi
Penilaian tes DAP dinilai secara kuantitatif, misalnya kepala diperoleh nilai : 1; mata diberi nilai 1; ada pupil diberi nilai 1 dan seterusnya sehingga diperoleh skor total. Skor total ini masih diolah lebih lanjut sehingga akhirnya memunculkan nilai IQ. versi Machover yang tidak memberikan penilaian kuantitatif tetapi kualitatif. Versi Machover ini dilandasi teori Psikoanalisa
Ada 3 prinsip dasar dalam interpretasi tes DAP:
-          Gerak : Secara umum mewakili vitalitas
-          Ruang : Bagaimana subjek di lingkungan sosialnya
-          Bentuk : Pengekspresian dirinya/sesuatu yang ditampilkan ke luar
1.      Gerak (Tekanan, Arah coretan)
2.      Ruang (Atas, Bawah, Tengah, Kiri, Kanan)
3.      Bentuk
Jenis Kelamin:
-          87 % : Menggambar jenis kelaminnya sendiri
-          Beberapa individu yang menggambar terbalik.
-          Indikasi: mengalami kebingungan dalam identifikasi sexual dan adanya kedekatan dengan figur yang digambar. Cirinya: akan muncul pertanyaan, ”Boleh tidak menggambar kedua-duanya laki-laki karena saya tidak bisa menggambar perempuan?” atau “Ini seorang penari/pesenam yang ototnya besar (tidak jelas laki-laki atau perempuan).
Tingkat ekspresif:
-          Mencerminkan sesuatu yang hidup (gambarnya hidup).
Prinsip Bentuk:
a.       Bila gambar kabur/samar/memudar indikasi aktualisasi dorongan yang kabur dan tidak jelas, kurang berani menampakkan diri, ragu-ragu, kurang bergairah dan merasa tidak cocok dengan lingkungan.
b.      Bila gambar berupa sketsa indikasi cemas, takut, merasa tidak nyaman.
c.       Garis dasar yang berupa sketsa dan garis putus indikasi perasaan terisolir dari lingkungannya.
Prinsip Shading:
-          3 Dimensi : Kreatif
-          2 Dimensi : Dipenuhi oleh perasaan dan emosi serta fantasi yang bersifat emosional/khayalan
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam interpretasi tes DAP:
Kesan Awal
-          Apakah yang digambar tua atau muda
-          Sedih atau gembira
-          Kuat atau Lemah
-          Agresif atau pasif
Area-area penting dalam interpretasi tes DAP
1.      Kepala
a.       Tempat penghayatan mengenai diri atau ego.
b.      Menemukan gambaran tentang bgm seseorang menggambarkan interaksinya dengan orang lain/lingkungan menurut konsepnya.
c.       Bagian-bagian dari kepala: (Mata, Telinga, Mulut, Hidung, Dagu dan Rambut)

2.      Lengan, tangan, bahu dan dada
a.       Ukuran, bentuk, kekuatan, kemampuan meraih, derajat agresi dan tanda-tanda konflik lainnya.
b.      Kesan-kesan yang muncul saat subjek mengamati area ini:
-          Apakah subjek menarik diri dari lingkungan
-          Berusaha meraih lingkungan
-          Merasa aman atau terancam atau lemah  
3.      Torso (badan) / trunk of the body
a.       Area ini mewakili betul bagaimana seseorang ingin tampil dan hal-hal apa saja yang ia tekankan dalam upayanya menampilkan diri di lingkungan.
b.      Jika gambar figur telanjang dan bagian-bagian seksual ditonjolkan: subjek menyatakan pemberontakan terhadap masyarakat (figur ortu) atau dengan sadar menyadari konflik seksual.
c.       Hal-hal lain dari pakaian:
-          Dasi à sering dikaitkan dengan  keterikatan/hambatan
-          Kancing à kebutuhan akan perhatian/rasa aman
-          Perhiasan à kurang percaya diri. Jika berupa anting-anting yang besar indikasi: menarik perhatian.
-          Saku yang ditempatkan di dada indikasi infantil/dependen.
-          Ikat pinggang à sering dikaitkan dengan kedisiplinan atau kekakuan/tekanan
4.      Tungkai / paha dan kaki
a.       Merupakan area yang banyak dikaitkan dengan kemandirian, arah, gerakan dan keseimbangan.
b.      Pada pria kaki menggambarkan maskulinitas.
c.       Ex : Gambar kaki yang terlalu panjang menunjukkan keinginan yang kuat untuk mandiri.
d.      Jika digambar pertama (mendapat perhatian lebih) indikasi orang yang tidak berani mengekspresikan diri.
5.      Activity / Passivity
      Gambar Pasif :
-          Kurang energi sehingga terlihat tidak energetik
-          Dependent
-          Kurang kompeten
-          Merasa dirinya kecil
      Gambar Pasif:
-          Kurang energi sehingga terlihat tidak energetik
-          Dependent
-          Kurang kompeten
-          Merasa dirinya kecil
6.      Kelengkapan
Apakah ada bagian-bagian yang tidak digambar :
-          Setiap bagian yang  hilang/rusak dapat mengartikan “subjek memiliki permasalahan yang berhubungan dengan bagian yang rusak/hilang tersebut.
-          Biasanya menggambarkan konflik dalam diri.
-          Adanya shading atau penghapusan harus dieksplor lebih lanjut.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar